RESUME
KUNJUNGAN LABORATORIUM
GEOSPASIAL PESISIR PARANGTRITIS
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial 1
Dosen Pengampu: Dhiniaty
Gularso, M. Pd.
Disusun
Oleh:
Nining Purwaningsih (12144600104 / A3-12)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2013
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2013
KUNJUNGAN LABORATORIUM
GEOSPASIAL
PESISIR PARANGTRITIS
A.
Latar Belakang
Berbagai metode pembelajaran
seperti ceramah, diskusi, tanya jawab, presentasi, dan kunjungan pada sebuah
objek menjadi alternativ pembelajaran oleh guru atau dosen. Dari berbagai
metode pembelajaran tersebut, metode pembelajaran kunjungan pada sebuah objek
merupakan metode yang efektif di mana peserta didik atau mahasiswa dapat melihat
obyek konkrit sebuah pembelajaran.
Khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial 1 (IPS 1), program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan, Universitas PGRI Yogyakarta.
Oleh karena itu, mata kuliah IPS 1 yang diampu oleh Ibu Dhiniaty
Gularso, M. Pd., mewujudkan pembelajaran konkrit
dengan mengadakan kunjungan
ke Laboratorium Geospasial pesisir Parangtritis untuk mengamati secara langsung
kenampakan
alam adanya gumuk pasir.
B.
Tujuan
1)
Memberikan
pengalaman kepada mahasiswa tentang kenampakan alam di Indonesia dengan
melihat gumuk pasir secara langsung
2)
Terciptanya
pembelajaran yang lebih efektif
C.
Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Sabtu, 14 Desember 2013
Waktu : 09.00 WIB s.d selesai
Tempat : Laboratorium Geospasial Pesisir
Parangtritis
D.
Peserta
Kunjungan ini diikuti oleh semua mahasiswa PGSD FKIP
UPY angkatan 2012 yang menempuh
mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial 1,
yang di bimbing oleh Ibu Dhiniaty Gularso, M. Pd.
E.
Obyek Pengamatan
Dalam kunjungan ini, peserta mengamati obyek-obyek
yang ada di dalam Laboratorium
Geospasial dan gumuk pasir yang ada di sekitar
Laboratorium Geospasial.
F.
Pembahasan
1)
Laboratorium Geospasial
Laboratorium
Geospasial Pesisir dibangun tahun 2002
oleh Badan Informasi Geospasial (BIG), bekerja sama dengan Fakultas
Geografi UGM dan Pemda Bantul di
pimpin oleh A. Ari Dartoyo. Tugas utamanya adalah melakukan riset yang
berhubungan dengan segala sesuatu tentang kepesisiran. Diantaranya tentang
gumuk pasir yang membentang luas di pesisir pantai desa Parangtritis dan
merupakan satu fonomena alam yang unik, peta potensi ikan bagi nelayan dan
pembuatan basis data spasial.
Laboratorium yang terletak diatas lahan
pasir seluas 2 ha di dusun Depok desa Parangtritis ini, terdiiri dari 6 unit
bangunan utama. 1 unit bangunan untuk kantor, 1 unit yang berbentuk piramid
untuk ruang pertemuan yang juga dapat digunakan untuk kegiatan penyuluhan,
seminar dan diskusi, 1 unit bangunan museum tentang segala jenis pasir pantai
dan bebatuan serta karang laut, 1 unit bangunan yang menghubungkan bangunan
piramid dengan museum yang dikenal dengan lorong pengetahuan, 1 unit kantin dan
1 unit mess.
Laboratorium Geospasial dibagi
menjadi 3 bagian utama yang memiliki filosofi pembentukan gumuk pasir, yaitu
a.
Bentuk kerucut melambangkan gunung Merapi.
b.
Bentuk lorong
melambangkan sungai Opak dan sungai Progo.
c.
Ruang pameran
melambangkan gumuk pasir di Parangtritis.
Tiga
bangunan utama yang ada di sana, mencoba menggambarkan proses terjadinya gumuk
pasir itu sendiri. Bangunan berbentuk piramid menggambarkan gunung merapi yang
sering erupsi dan menghasilkan pasir. Pasir dari gunung merapi tersebut
mengalir ke laut melalui kali Opak, yang digambarkan dengan bangunan lorong pengetahuan.
Sedangkan museum pasir, bebatuan dan karang laut, menggambarkan gumuk pasir
yang ada di Parangtritis. Pasir yang terbawa ke laut dihempas kembali ke tepian
oleh gelombang laut dan setelah kering tertiup oleh angin tenggara yang cukup
kuat sehingga terbentuklah gumuk pasir itu.
2)
Gumuk Pasir
Indonesia cukup berbangga memiliki gumuk pasir yang ada
di kawasan Parangtritis, Kretek, Bantul. Pasalnya, fenomena butiran-butiran
pasir yang membentuk bukit-bukit kecil ini hanya satu-satunya di Asia Tenggara. Pesona gumuk pasir memang suda ada sejak
puluhan tahun silam, namun belum banyak yang tahu keberadaan gundukan pasir
indah ini.
Lokasi gumuk pasir nan indah ini
berjarak sekitar 25 kilometer selatan pusat Kota Yogyakarta,
atau jika ditempuh dengan perjalanan darat akan membutuhkan waktu kurang lebih
45 menit. Letak gumuk pasir tak jauh dari Pantai Parangkusumo, sebuah pantai yang
sangat dikeramatkan masyarakat Jawa.
Gumuk pasir terbentuk oleh proses alam dalam waktu ratusan tahun lalu. Ketika terjadi letusan
gunung berapi material terbawa arus sungai hingga hilir. Dalam proses itu
terjadi penghalusan material hingga mengendap ke pantai
selanjutnya terbawa angin dan terbentuklah gumuk pasir.
Khusus gumuk pasir di Parangtritis banyak faktor pembentukannya, salah
satunya adanya perbukitan karst di sisi timur pantai. "Di Pulau Jawa ada
puluhan pantai, namun hanya Parangtritis yang bisa terbentuk gumuk," jelas
Staf Museum Geospasial Parangtritis, Aulia
Annisa.
Gumuk pasir di kawasan Parangtritis awalnya sekitar
70 hektare, sayangnya saat ini tinggal menyisakan sekitar 30 persen. Karena
keserakahan manusia, gumuk-gumuk indah itu telah dimanfaatkan masyarakat
sekitar untuk lahan pertanian meyisakan sedikit saja pemendangan indahnya
gumuk.
Kekayaan pesisir Parangtritis di
tunjukkan dengan fenomena alam, yaitu terbentuknya gumuk pasir di pesisir
Parangtritis. Gumuk pasir Parangtritis adalah satu-satunya gumuk pasir yang ada
di Asia Tenggara. Gumuk pasir yang berada di pesisir Parangtritis terkenal
dengan sebutan sabit atau Barchan karena bentuknya menyerupai bulan sabit.
Penyebab adanya gumuk pasir di Parangtritis :
1.
Karena Proses Alam yang
unik, komplek dan langka
2.
Karena Posisi pantai
terbuka terhadap laut lepas dengan tiupan angin kencang setiap waktu
3.
Karena ada sumber
materi pasir yang berlebihan dari daerah hulunya berupa pasir vulkanik terbawa
oleh sistem sungai ke Muara
4.
Karena Pengaruh “site”
Geografi wilayah yakni wilayah pesisir
& ada bukit kapur (Karst) dengan lereng curam/terjal
Proses terbentuknya gumuk pasir di
pesisir Parangtritis, yaitu
1.
Berawal dari gunung
Merapi yang bererupsi atau mengeluarkan material vulkanik. Material tersebut
berupa awan panas beserta debu, pasir, lahar panas, lahar dingin atau
batu-batuan mengalir ke sungai-sungai yang berhulu di merapi seperti sungai
bedog, boyong, opak, gendol, dan lain-lain. Sungai-sungai yang membawa
material vulkanik berkumpul membentuk
suatu daerah aliran sungai dan menuju ke muara opak.
2.
Sungai di muara
material vulkanik tersebut di hantam ombak laut selatan yang menggerus pasir
menjadi butiran debu halus. Deburan ombak dapat mengubah pasir menjadi butiran
sangat halus berukuran 0,02 mikro, sehingga mampu diterbangkan oleh angin
dengan kecepatan 2 m/s.
3.
Aktivitas ombak dalam
pembentukan gumuk pasir tidak berhenti sampai di sini saja. Pasir halus yang
sudah terbentuk tadi kemudian diendapkan menuju ke tepi pantai. Sesampainya di
tepi pantai, pasir yang basah tersebut mengalami pengeringan secara terus menerus
oleh matahari. Pasir yang kering terbawa tiupan angin menuju daratan.
4.
Pasir yang terbawa air
mengendap di daratan secara terus menerus. Endapan semakin banyak dan
berkembang menjadi gundukan-gundukan pasir. Gundukan ini kemudian disebut gumuk
pasir (bukit pasir). Gumuk pasir yang terbentuk memiliki ciri khas sesuai arah
hembusan angin. Adanya bukit karst yang terletak disebelah timur parangtritis
menyebabkan hembusan angin dari arah tenggara lebih kuat, sehingga pada gumuk
pasir menghadap ke arah tenggara.
·
Tipe dan terbentuknya Gumuk
Pasir
Angin
yang membawa pasir dari pantai akan membentuk bermacam-macam bentuk dan tipe
gumuk pasir, yang dipengaruhi oleh faktor arah angin dan material penghalang
proses pembentukan berupa vegetasi. Ada beberapa
bentuk dan tipe gumuk pasir, yaitu :
a.
Tipe bulan sabit (Barchanoid
dunes)
Bentuk gumuk pasir ini menyerupai
bulan sabit yang terbentuk pada daerah sedikit berpenghalang, dengan kemiringan
asimetri. Bagian lereng yang menghadap angin lebih landai daripada yang membelakangi
angin. Ketinggian gumuk pasir biasanya antara 5 – 15 meter. Sebagian besar
gumuk pasir di parangtritis bertipe bulan sabit.
b.
Tipe melintang (Transverse
dunes)
Bentuk gumuk pasir tipe melintang seperti ombak yang tegak lurus
terhadap arah angin. Gumuk pasir ini terbentuk di daerah tidak berpenghalang
dan cadangan pasirnya banyak. Apabila cadangan pasirnya berkurang, maka gumuk
pasir tipe melintang akan berubah menjadi tipe bulan sabit.
c.
Tipe parabola
(parabolic dunes)
Bentuk gumuk pasir parabola hampir sama dengan tipe bulan sabit,
yang membedakan adalah arah angin. Gumuk pasir parabola arahnya menghadap arah
angin.
d.
Tipe memanjang (Longitudinal
dunes)
Gumuk pasir tipe memanjang berbentuk lurus dan
sejajar satu sama lain yang searah dengan gerakan angin. Perubahan arah angin
membentuk celah yang terus menerus mengalami erosi sehingga menjadi lebih lebar
dan memanjang.
G. Penutup
Pantai Parangtritis merupakan ekosistem pantai yang bergumuk pasir hanya terdapat satu-satunya di Asia tenggara seharusnya mendapat perhatian dari semua pihak, karena menjadi asset Negara Indonesia. Selain itu, gumuk pasir bermanfaat dalam menjaga keseimbangan ekosistem pantai dan sebagai penahan abrasi air laut secara alami. Oleh karena itu, perlu kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat dan para pemrakarsa kegiatan dalam perlindungan terhadap ekosistem pantai.
Pantai Parangtritis merupakan ekosistem pantai yang bergumuk pasir hanya terdapat satu-satunya di Asia tenggara seharusnya mendapat perhatian dari semua pihak, karena menjadi asset Negara Indonesia. Selain itu, gumuk pasir bermanfaat dalam menjaga keseimbangan ekosistem pantai dan sebagai penahan abrasi air laut secara alami. Oleh karena itu, perlu kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat dan para pemrakarsa kegiatan dalam perlindungan terhadap ekosistem pantai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar