JALAN-JALAN
MEN...!!!
Ngaku orang JOGJA tapi belum pernah ngelirik candi tertinggi
di Jogja? Wah,,, gimana nih.. Ketinggalan berita Sob,,, Nining aja yang asalnya
dari Jambi udah ngerasain indahnya panorama Candi Ijo. Di sini kita tidak hanya
menikmati pemandangan loh,, tapi kita juga belajar tentang sejarah. Yuk yuk yuk
kita lirik indahnya Candi Ijo,.!
Mengunjungi
candi ini, Kita bisa menjumpai pemandangan indah yang tak akan bisa dijumpai di
candi lain. Bila menghadap ke arah barat dan memandang ke bawah, Kita bisa
melihat pesawat take off dan landing di Bandara Adisutjipto. Pemandangan itu
bisa dijumpai karena Pegunungan Seribu tempat berdiri candi ini menjadi batas
bagian timur bandara. Karena keberadaan candi di pegunungan itu pula, landasan
Bandara Adisutjipto tak bisa diperpanjang ke arah timur.
Candi Ijo terletak di Desa Sambirejo, Prambanan,
Sleman, DIY atau di sebelah selatan Komplek Ratu Boko. Apabila Kita menuju
Komplek Ratu Boko, maka akan bertemu perempatan di tengah area persawahan yang
menunjukkan arah ke Candi Ijo.
Untuk mencapainya, Kita harus melalui jalan menanjak
karena letak Candi Ijo yang berada di lereng Bukit Ijo dengan ketinggian
sekitar 300 mdpl. Pastikan kendaraan yang Kita gunakan dalam kondisi prima
karena jalan yang kondisinya tidak begitu mulus.
Candi Ijo merupakan kumpulan beberapa candi yang
mempunyai susunan meninggi, semakin tinggi ke belakang ukuran candinya lebih
besar. Candi yang paling tinggi kemungkinan menjadi candi utama dengan 3 candi
yang berukuran lebih kecil di depannya. Selain keempat candi tersebut, masih
ada beberapa candi yang terletak di bagian bawah. Tapi sayang, kondisinya rusak.
Kompleks
candi terdiri dari 17 struktur bangunan yang terbagi dalam 11 teras berundak.
Teras pertama sekaligus halaman menuju pintu masuk merupakan teras berundak
yang membujur dari barat ke timur. Bangunan pada teras ke-11 berupa pagar
keliling, delapan buah lingga patok, empat bangunan yaitu candi utama, dan tiga
candi perwara. Peletakan bangunan pada tiap teras didasarkan atas
kesakralannya. Bangunan pada teras tertinggi adalah yang paling sakral.
Ragam
bentuk seni rupa dijumpai sejak pintu masuk bangunan yang tergolong candi Hindu
ini. Tepat di atas pintu masuk terdapat kala makara dengan motif kepala ganda
dan beberapa atributnya. Motif kepala ganda dan atributnya yang juga bisa dijumpai
pada candi Buddha menunjukkan bahwa candi itu adalah bentuk akulturasi
kebudayaan Hindu dan Buddha. Beberapa candi yang memiliki motif kala makara
serupa antara lain Ngawen, Plaosan dan Sari.
Menuju
bangunan candi perwara di teras ke-11, terdapat sebuah tempat seperti bak
tempat api pengorbanan (homa). Tepat di bagian atas tembok belakang bak
tersebut terdapat lubang-lubang udara atau ventilasi berbentuk jajaran genjang
dan segitiga. Adanya tempat api pengorbanan merupakan cermin masyarakat Hindu
yang memuja Brahma. Tiga candi perwara menunjukkan penghormatan masyarakat pada
Hindu Trimurti, yaitu Brahma, Siwa, dan Whisnu.
Salah
satu karya yang menyimpan misteri adalah dua buah prasasti yang terletak di
bangunan candi pada teras ke-9. Salah satu prasasti yang diberi kode F
bertuliskan Guywan atau Bluyutan berarti pertapaan. Prasasti lain yang terbuat
dari batu berukuran tinggi 14 cm dan tebal 9 cm memuat mantra-mantra yang
diperkirakan berupa kutukan. Mantra tersebut ditulis sebanyak 16 kali dan
diantaranya yang terbaca adalah "Om Sarwwawinasa, Sarwwawinasa." Bisa
jadi, kedua prasasti tersebut erat dengan terjadinya peristiwa tertentu di Jawa
saat itu. Apakah peristiwanya? Hingga kini belum terkuak.
Bangsa
yang hebat adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Nah, Candi Ijo merupakan
tempat sejarah yang wajib kita kunjungi dan pelajari. Jangan sampai tempat
sejarah seperti Candi Ijo terkalahkan oleh kunjungan ke mall-mall. Kalau terhadap
sejarah saja kita tidak bisa menghargai bagaimana nanti masa depan bangsa kita
Sob...? Yuk, bersama Nining Purwaningsih kita jelajahi tempat-tempat bersejarah
di Indonesia khususnya Jogja Istimewa! GO GO GO....!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar