Kasih Ibu Mencetak Generasi Hebat
Pencetak
generasi sejak dini, tidak bisa digantikan oleh siapa pun. Bahkan oleh sekolah
terbaik dan termahal sekalipun. Sosok yang dengan berat dan sulitnya mengandung
dan melahirkan generasi baru. Menopang janin ke mana pun ia pergi dengan
keadaan susah yang bertambah-tambah dan tanpa pamrih. Rintihan, deraian air
mata, bahkan nyawa sekalipun ia pertaruhkan demi kelahiran sang buah hati. Ia
adalah Ibu, yang dengan lembut mengawal kita menuju dunia. Dengan jemarinya, ia
curahkan kasihnya. Air mata dan senyumnya yang menyegarkan jiwa memberikan
motivasi terbesar dalam kisah hidup setiap anak di dunia. Cinta kasih yang dihembuskannya
menjadi modal dan dorongan utama dalam menjadikan seorang anak yang mandiri dan
berdaya guna dalam hidupnya. Cinta kasih sang ibu terhadap anaknya bak air mata
yang menjadi pelepas dahaga di tengah padang pasir yang panas dan tandus. Maka,
tak heran jika jasa-jasanya diperingati dan dikenang secara khusus di 22
Desember untuk menggugah hati seluruh anak dunia guna menilik perjuangan dan
pengorbanan mulia seorang ibu.
Betapa besarnya peran seorang ibu dalam membawa negeri dan kehidupan umat manusia. Baik atau buruknya akhlak generasi muda tak lepas dari peran seorang ibu. Ibu adalah pendidik pertama dan utama bagi anak; guru pertama yang mengajarkan nama-nama, sikap, budi pekerti, nilai-nilai sosial, dan perilaku luhur lainnya. Peran ibulah yang mampu memberikan kontribusi besar bagi pendidikan anak sejak dini. Dalam artian kata karakter anak merupakan salah satu wujud peran serta sosok ibu dalam membangun negeri pada aspek pendidikan. Didikan sang ibu akan terpatri dalam ingatan si anak dan membentuk kerangka berpikir. Seorang anak bagaikan selembar kertas putih, terserah mau dituliskan apa dan dengan warna apa oleh orang tuanya. Maka, pengasuhan anak adalah representasi dari ide-ide sang ibu.
Ibu
sejatinya adalah dahan pijakan anak untuk meraih pucuk kehidupan. Bila dahan
itu patah, anak akan jatuh bersamanya dan tidak akan pernah sampai di pucuk.
Cinta dan kasih sayang ibu merupakan modal utama membimbing si anak untuk
meraih impiannnya, memegang peranan besar bagi tumbuh dan berkembangnya seorang
anak sehingga berdampak besar bagi peradaban. Behind every great man there’s even a great woman—di belakang
setiap pria hebat, ada seorang wanita yang lebih hebat lagi yang mendorongnya.
Sepanjang sejarah memang bertaburan tokoh wanita mulia yang telah mengukir
sejarah. Banyak orang besar yang tampil di kancah dunia karena peran seorang
ibu. Aminah; ibunda teladan umat Islam (Rasulullah Saw), Stanley Ann Dunham;
ibunda seorang presiden negara adidaya (Barack Obama), Nancy Matthews Edison;
ibunda seorang ilmuwan dunia (Thomas Alva Edison), Caterina; ibunda sang
maestro dunia (Leonardo da Vinci), Ida Ayu; ibunda pencetak tokoh revolusioner
(Ir. Soekarno), Siti Saleha; ibunda
tokoh proklamator kemerdekaan Indonesia (Bung Hatta), Aliyah Rasyid; ibunda
seorang intelektual yang gigih (Anies Baswedan), dan Siti Habibah; ibunda
presiden pilihan rakyat (Susilo Bambang Yudhoyono).
Kasih
ibu sepanjang masa dan kasih anak sepanjang jalan. Tidak ada satu pun barang
yang dapat mengganti perjuangan, pengorbanan, dan jatuh-bangun seorang ibu
dalam mendidik anaknya. Tidak ada kata “sakit hati” dalam benak seorang ibu
untuk anaknya. Sebagai seorang anak, hanyalah dituntut untuk berbakti kepada
orang tua. Hal tersebut pun belum mampu membayar jasa-jasa seorang ibu.
Dari
seorang ibu yang hebat lahir orang-orang hebat di dunia, maka tepat jika ibu
disebut sebagai pencetak generasi hebat di dunia. berkat kasih sayang dan doanyalah, generasi hebat dapat meraih
kesuksesan dalam hidup ini.
Dengan
CINTA mereka BISA, kita juga BISA!
Nining Purwaningsih
Mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar