KITA







Senin, 23 Desember 2013

Persembahan kepada Ibunda Puryati

Kasih Ibu Mencetak Generasi Hebat
Pencetak generasi sejak dini, tidak bisa digantikan oleh siapa pun. Bahkan oleh sekolah terbaik dan termahal sekalipun. Sosok yang dengan berat dan sulitnya mengandung dan melahirkan generasi baru. Menopang janin ke mana pun ia pergi dengan keadaan susah yang bertambah-tambah dan tanpa pamrih. Rintihan, deraian air mata, bahkan nyawa sekalipun ia pertaruhkan demi kelahiran sang buah hati. Ia adalah Ibu, yang dengan lembut mengawal kita menuju dunia. Dengan jemarinya, ia curahkan kasihnya. Air mata dan senyumnya yang menyegarkan jiwa memberikan motivasi terbesar dalam kisah hidup setiap anak di dunia. Cinta kasih yang dihembuskannya menjadi modal dan dorongan utama dalam menjadikan seorang anak yang mandiri dan berdaya guna dalam hidupnya. Cinta kasih sang ibu terhadap anaknya bak air mata yang menjadi pelepas dahaga di tengah padang pasir yang panas dan tandus. Maka, tak heran jika jasa-jasanya diperingati dan dikenang secara khusus di 22 Desember untuk menggugah hati seluruh anak dunia guna menilik perjuangan dan pengorbanan mulia seorang ibu.


Betapa besarnya peran seorang ibu dalam membawa negeri dan kehidupan umat manusia. Baik atau buruknya akhlak generasi muda tak lepas dari peran seorang ibu. Ibu adalah pendidik pertama dan utama bagi anak; guru pertama yang mengajarkan nama-nama, sikap, budi pekerti, nilai-nilai sosial, dan perilaku luhur lainnya. Peran ibulah yang mampu memberikan kontribusi besar bagi  pendidikan anak sejak dini. Dalam artian kata karakter anak merupakan salah satu wujud peran serta sosok ibu dalam membangun negeri pada aspek pendidikan. Didikan sang ibu akan terpatri dalam ingatan si anak dan membentuk kerangka berpikir. Seorang anak bagaikan selembar kertas putih, terserah mau dituliskan apa dan dengan warna apa oleh orang tuanya. Maka, pengasuhan anak adalah representasi dari ide-ide sang ibu.
Ibu sejatinya adalah dahan pijakan anak untuk meraih pucuk kehidupan. Bila dahan itu patah, anak akan jatuh bersamanya dan tidak akan pernah sampai di pucuk. Cinta dan kasih sayang ibu merupakan modal utama membimbing si anak untuk meraih impiannnya, memegang peranan besar bagi tumbuh dan berkembangnya seorang anak sehingga berdampak besar bagi peradaban. Behind every great man there’s even a great woman—di belakang setiap pria hebat, ada seorang wanita yang lebih hebat lagi yang mendorongnya. Sepanjang sejarah memang bertaburan tokoh wanita mulia yang telah mengukir sejarah. Banyak orang besar yang tampil di kancah dunia karena peran seorang ibu. Aminah; ibunda teladan umat Islam (Rasulullah Saw), Stanley Ann Dunham; ibunda seorang presiden negara adidaya (Barack Obama), Nancy Matthews Edison; ibunda seorang ilmuwan dunia (Thomas Alva Edison), Caterina; ibunda sang maestro dunia (Leonardo da Vinci), Ida Ayu; ibunda pencetak tokoh revolusioner (Ir. Soekarno), Siti  Saleha; ibunda tokoh proklamator kemerdekaan Indonesia (Bung Hatta), Aliyah Rasyid; ibunda seorang intelektual yang gigih (Anies Baswedan), dan Siti Habibah; ibunda presiden pilihan rakyat (Susilo Bambang Yudhoyono).
Kasih ibu sepanjang masa dan kasih anak sepanjang jalan. Tidak ada satu pun barang yang dapat mengganti perjuangan, pengorbanan, dan jatuh-bangun seorang ibu dalam mendidik anaknya. Tidak ada kata “sakit hati” dalam benak seorang ibu untuk anaknya. Sebagai seorang anak, hanyalah dituntut untuk berbakti kepada orang tua. Hal tersebut pun belum mampu membayar jasa-jasa seorang ibu.
Dari seorang ibu yang hebat lahir orang-orang hebat di dunia, maka tepat jika ibu disebut sebagai pencetak generasi hebat di dunia. berkat kasih sayang  dan doanyalah, generasi hebat dapat meraih kesuksesan dalam hidup ini.
Dengan CINTA mereka BISA, kita juga BISA!



Nining Purwaningsih
Mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar