KITA







Sabtu, 28 Desember 2013

Jambi !

Rabu, 17 Juli 2013 –
Para Saudagar Sawit Desa Tanah Abang Gelar Pengajian Akbar

Merangin (KUA Pamenang) -Iktikad mulia dari para tengkulak sawit yang berada di Desa Tanah Abang Kecamatan Pamenang untuk melaksanakan kegiatan diwujudkan dalam bentuk pengajian umum. Persiapan matang dari panitia membuahkan hasil yang memuaskan dengan menghadirkan lansung penceramah dari Jawa Timur yaitu KH.Anwar Zahid. ribuan orang memadati acara pengajian akbar tersebut, meskipun tempat lokasi pengajian tersebut terbilang luas yang berada diarea pasar Tanah Abang, namun tetap tidak dapat menampung jama’ah yang meluber pada malam itu. Diawali lantunan Asma’ul Husna dikumandangkan oleh tim BKMT Desa Tanah Abang. Pementasan berbagai grup rebana didesa juga memeriahkan pengajian akbar tersebut. Kegiatn itu dihadiri oleh Camat pamenang, beberapa Staff Kantor KUAKecamatan Pamenang beserta Penyuluh Agama, para Kepala Desa sekitar, serta ormas-ormas yang ada disekitar wilayah Pamenang dan para tokoh masyarakat, agama maupun pemuda.
Kehadiran Ustadz menuju panggung sudah ditunggu oleh jama’ah dengan menyalaminya sepanjang jalan.Ucapan salam oleh ustadz anwar Zahir dijawab oleh jama’ah dengan semangat yang sudah tdak sabar menunggu.
Inti materi ceramah, Ustadz Anwar Zahir mengelompokkan kyai(ustadz) menjadi 4 yaitu : Pertama dinamakan kyai tutur (memberikan tausyiah), yaitu seorang ustadz yang tugas dan fungsinya dalam penyampaian dakwak dan syi’ar Islam. Keduakyai catur artinya kyai (ustadz) selain tugasnya mengurus umat juga ikut juga dalam berpolitik. Kyai yang semacam ini ungkap beliau kurang konsentrasi dalam mengurus agama. Ketiga kyai sembur (suwuk) yaitu kyai yang punya keahlian untuk mengobati dengan media agama. Keempat kyai ngawur (sembrono) yaitu kyai yang kurang mampu dalam penguasaan ilmu agama, namun dia begitu percaya diri menjadi seorang kyai. “Diantara kriteria kyai ini, kyai catur banyak kita jumpai dimasyarakat,” tambahnya.
Selain dia mengurus agama namun tidak sedikit pula waktu dia curahkan dalam kegiatan berpolitik, sehingga terkadang urusan umat terabaikan. Lebih-lebih justru umat dijadikan media politik untuk mencapai suatu tujuan.
Penggunaan bahasa jawa yang masih kental, terkadang diimbangi dengan bahasa indonesia sangatlah cocok bagi jama’ah yang mayoritas penduduk ketrunan jawa.
Ustadz Anwar Zahid berpendapat bahwa selama ini dalam berbagai acara ustadzlah yang dipercaya memimpin do’a, namun sesekali rakyat miskin harus diberi kesempatan untuk berdo’a, karena dia lebih kyusu’ dan didengardo’anya oleh Allah SWT.

http://jambi.kemenag.go.id/index.php

Tidak ada komentar:

Posting Komentar