MAKALAH
PERKIRAAN DAN ANTISIPASI TERHADAP
MASYARAKAT MASA DEPAN
Disusun untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Pendidikan
Dosen: Supri
Hartono, M. Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Melalui
pendidikan setiap masyarakat akan melestarikan nilai-nilai luhur sosial
kebudayaannya yang telah terukir dengan indahnya dalam sejarah bangsa. Melalui
pendidikan juga diharapakan dapat ditumbuhkan kemampuan untuk menghadapi
tuntutan objektif masa kini, baik tuntutan dari dalam maupun tuntutan karena
pengaruh dari luar masyarakat yang bersangkutan. Nantinya melalui pendidikan
akan ditetapkan langkah-langkah yang dipilih masa kini sebagai upaya mewujudkan
aspirasi dan harapan di masa depan. Masa lalu yang telah tampak adanya
pergeseran nilai-nilai merupakan hasil adanya perubahan sosial, kita harus
mulai menyadari dan terus berjuang di bidang pendidikan tidak hanya aspek
kognitif yang di utamakan, tetapi sampai
pada aspek afektif dan psikomotornya. Dengan demikian kita dapat mengantisipasi
terhadap masyarakat masa depan di era globalisasi ini.
B.
Tujuan
1)
Memahami beberapa kemungkinan keadaan
masyarakat di masa depan, serta
peranan
faktor-faktor globalisasi, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek), arus komunikasi yang semakin padat dan
cepat, serta kebutuhan yang meningkat dalam layanan profesional terhadap
masyarakat di masa depan tersebut.
2)
Memahami berbagai upaya pendidikan untuk
mengantisipasi masa depan, baik yang berkenan dengan penyiapan manusia maupun
yang berkenan dengan perubahan sosiokultural, serta pengembangan sarana
pendidikan untuk mendukung upaya-upaya yang sedang atau akan dilaksanakan.
C. Manfaat.
1) Bagi
mahasiswa calon tenaga kependidikan, utamanya guru, kajian tentang masyarakat
masa depan tersebut berdampak ganda, yaitu untuk dirinya sendiri serta pada
gilirannya kelak untuk siswa-siswanya.
BAB II
PERKIRAAN DAN ANTISIPASI TERHADAP
MASYARAKAT MASA DEPAN
A. Perkiraan Masyarakat Masa Depan
Pendidikan
selalu berlangsung dalam suatu latar kemasyarakatan dan kebudayaan tertentu.
Demikian pula di Indonesia pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan latar
kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia. Landasan sosio-kultural merupakan
salah satu dasar utama dalam menentukan arah kepada program-program pendidikan
baik program pendidikan sekolah maupun program pendidikan luar sekolah. Dari
sisi lain, pendidikan
merupakan salah satu pilar utama dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan
setiap masyarakat. Di dalam UU no 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “Dalam kehidupan suatu bangsa
pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan
kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan.” Melalui upaya pendidikan
kebudayaan di wariskan dan dipelihara oleh setiap generasi bangsa. Serentak
dengan itu,
upaya pendidikan di arahkan pula untuk mengembangkan kebudayaan itu. Kebudayaan
yang dimaksudkan dalam arti luas yaitu “keseluruhan gagasan dan karya manusia,
yang harus dibiasakannya
dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu
(koentjaraninggrat, 1974: 19). Kebudayaan itu dapat:
1.
Berwujud ideal yakni ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan
sebagainya.
2.
Berwujud kelakuan yakni kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
3.
Berwujud fisik yakni benda-benda hasil karya manusia. (Koentjaraningrat 1974: 15-22).
Kajian
masyarakat masa depan itu semakin penting jika diingat bahwa pendidikan selalu
merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan di masa yang akan datang. Dengan
demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa
depan. Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung dengan cepat
mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri
masyarakat di masa depan yaitu:
1.
Kecenderungan Globalisasi yang
Makin Kuat.
Istilah
globalisasi (asal
kata: global yang berarti secara umumnya, utuhnya, kebulatannya) bermakna bumi sebagai
satu keutuhan seakan akan tanpa tapal batas administrasi negara, dunia menjadi
amat transparan,
serta saling ketergantungan antar bangsa di
dunia
semakin besar; dengan kata lain: “Menjadikan
dunia
sebagai satu keutuhan, satu kesatuan.” Menurut Emil salim (1990; 8-9)
Terdapat
empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya
dobraknya,yaitu:
a. Bidang
iptek yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat, utamanya dengan penggunaan
berbagai teknologi canggih seperti: komputer dan satelit. Kekuatan
pertama gelombang globalisasi ini membuat bumi seakan-akan menjadi sempit dan
transparan. Globalisasi iptek tersebut memberi orientasi baru dalam bersikap
dan berpikir serta berbicara tanpa batas negara.
b. Bidang
ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan ekonomi global tanpa mengenal
batas-batas negara. Di berbagai bagian dunia telah berkembang kelompok-kelompok
ekonomi regional. Gejala lainnya adalah makin meluasnya perusahaan
multinasional sebagai perusahaan raksasa yang kakinya tertanam kuat di berbagai
negara. Globalisai ekonomi telah menyebabkan negara hanya bertapal batas
politik saja, sedangkan dari segi ekonomi semakin kabur.
c.
Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan
pembicaraan dalam berbagai pertemuan internasional, yang mencapai puncaknya
pada konferensi tingkat tinggi (KTT) bumi , atau nama resminya: Konferensi PBB mengenai lingkungan
hidup dan pembangunan (UNCED), pada awal juni 1992 di Rio De Jeneiro,Brasil.
Kerusakan memberi dampak
negatif ke berbagai negara di sekitarnya, bahkan
mengancam keselamatan planet bumi.
Oleh karena itu, diperlukan wawasan dan kebijakan yang tepat dalam bidang
pembangunan yang menjamin kelestarian dan keselamatan lingkungan hidup, atau
pembangunan yang berwawasan lingkungan.
d.
Bidang pendidikan dalam kaitannya dengan
identitas bangsa, termasuk budaya nasional dan budaya-budaya nusantara. Di samping terpaan tentang
gagasan-gagasan dalam pendidikan globalisasi terjadi pula secara langsung
menerpa setiap individu
manusia melalui buku, radio, televisi, dan
media lainnya.
Di
samping keempat bidang tersebut, kecenderungan globalisai juga tampak dalam
bidang politik, hukum dan HAM, paham
demokrasi dan sebagainya. Kecenderungan globalisasi tersebut merupakan suatu
gejala yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, banyak gagasan dalam menghadapi globalisasi itu yang menekankan perlunya berpikir
dan berwawasan global namun harus tetap menyesuaikan keputusan dan tindakan
dengan keadaan nyata disekitarnya.
2.
Perkembangan llmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK)
Perkembangan
iptek yang semakin
cepat dalam era globalisasi merupakan salah satu ciri utama dari masyarakat
masa depan. Globalisasi
perkembangan iptek
tersebut
dapat berdampak positif ataupun negatif, tergantung pada kesiapan bangsa beserta kondisi sosial-budayanya untuk menerima
limpahan informasi atau teknologi tersebut. Segi positifnya antara lain
memudahkan untuk mengikuti perkembangan iptek yang terjadi di dunia, menguasai dan menerapkannya untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan. Sedangkan segi negatifnya akan timbul apabila
kondisi sosial-budayanya
belum siap menerima limpahan itu ( Pratiwi Sudarsono, 1990: 14-15).
Percepatan
perkembangan IPTEK tersebut terkait dengan landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologisnya (Filsafat Ilmu,
1981: 9-15). Iptek membantu mengembangkan peranti yang dapat mengatasi berbagai kekurangan atau keterbatasan
alat indera, dan pada
gilirannya, peranti itu sangat membantu mengembangkan IPTEK itu sendiri. Kegiatan pengembangan dan pemanfaatan IPTEK, antara
lain:
a.
Penelitian
dasar (basic research)
b.
Penelitian
terapan (applied research)
c.
Pengembangan
teknologi (technological development)
d.
Penerapan
teknologi
Globalisasi
perkembangan iptek yang cepat tersebut adalah peluang dan tantangan. Terbuka
peluang bagi kita untuk mengikuti
perkembangan iptek tersebut
secara dini. Sebaliknya, apabila masyarakat belum siap
menerimanya, maka akan berubah menjadi tantangan.
3.
Perkembangan Arus Komunikasi Yang Semakin
Padat Dan Cepat.
Salah satu perkembangan
iptek yang luar biasa adalah yang berkaitan dengan informasi dan komunikasi,
utamanya satelit komunikasi, komputer dan sebagainya.
Pada
umumnya bentuk komunikasi
langsung (verbal atau non verbal) di kenal sebagai komunikasi antar pribadi,
baik komunikasi antar orang, maupun komunikasi dalam kelompok kecil dengan ciri pokok adanya dialog di antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Sedangkan
bentuk komunikasi yang bercirikan monolog adalah komunikasi publik, yang
dibedakan atas komunikasi pembicara-pendengar. Beberapa unsur proses komunikasi
yaitu:
a.
Sumber pesan seperti harapan, gagasan, perasaan atau perilaku yang diinginkan oleh
pengirim pesan.
b.
Penyandian (encoding), yakni pengubahan atau penerjemahan isi pesan kedalam
bentuk yang serasi dengan alat pengiriman pesan.
c.
Transmisi (pengiriman)
pesan.
d.
Saluran.
e.
Pembukasandian (decoding) yakni penerjemahan kembali apa yang diterima kedalam
isi pesan oleh penerima.
f.
Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterimanya.
g.
Gangguan atau hambatan (noise) yang dapat terjadi pada semua unsur dasar
lainnya.
Perkembangan
komunikasi dengan arus informasi yang makin padat dan akan dipercepat di masa
depan mencakup keseluruhan unsur-unsur dalam proses komunikasi tersebut.
Bagan
Proses komunikasi
PENGIRIM
|
4. saluran
|
PENERIMA
|
|||||
1.Sumber pesan: gagasan, perasaan, harapan,dll
|
![]() ![]()
3.transimisi/pengiriman pesan
7. gangguan
|
5. Pembuka
sandian(decoding)
6. reaksi internal sesuai pemahaman pesan
7. gangguan
|
(1) gagasan, perasaan, harapan, dll, dari penerima; akan menjadi sumber
balikan
|
||||
7. gangguan
|
4.
Peningkatan Layanan Profesional.
Salah
satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan
profesional dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek yang makin cepat serta perkembangan
arus informasi yang semakin padat dan cepat,
maka anggota masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya
serta daya kritis yang semakin tinggi. Oleh karena itu, manusia masa depan
tersebut makin menuntut suatu kualitas hidup yang lebih baik, termasuk berbagai layanan yang
dibutuhkannya. Layanan yang diberikan oleh pemangku profesi tertentu atau
layanan profesional, akan semakin penting untuk kebutuhan masyarakat tersebut.
Status
profesional memerlukan persyaratan yang berat, sehingga tidak semua jenis
pekerjaan dapat memperolehnya. Sehingga
tuntutan mutu layanan profesional tersebut semakin tinggi pula hal itu menuntut
suatu kerja sama antar tenaga profesional yang semakin erat. Dengan demikian, kualitas hidup dan kehidupan
manusia dalam masyarakat di masa depan akan lebih baik lagi.
B. Upaya Pendidikan Dalam
Mengantisipasi Masa Depan.
Berdasarkan perkiraan
masyarakat di masa depan pendidikan telah/sedang mengambil langkah-langkah
mengantisipasinya, baik pada lapis sistem maupun institusional dan individu.
Dengan demikian, pendidikan diharapkan mampu menghasilkan manusia yang dapat
menyesuaikan diri serta mampu mengembangkan masyarakat masa depannya itu.
Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan
negara Indonesia dalam abad 21 yang akan datang untuk itu di perlukan:
1.
Tuntutan Bagi Manusia Masa Depan
(Manusia Modern)
Kemampuan menyesuaikan diri
dan memanfaatkan peluang globalisasi dalam berbagai bidang, wawasan dan
pengetahuan yang memadai tentang iptek, tanpa harus menjadi pakar iptek,
kemampuan menyaring dan memanfaatkan arus informasi yang semakin padat dan
cepat, dan kemampuan bekerja efisien sebagai cikal bakal kemampuan profesional.
Oleh karena itu, manusia Indonesia perlu berupaya untuk menyesuaikan diri
sehingga menjadi manusia yang modern, diantaranya:
a.
Ketanggapan terhadap berbagai masalah sosial, politik, kultural, dan lingkungan.
b. Kreativitas
di dalam menemukan alternatif pemecahannya.
c.
Efisiensi dan etos kerja yang tinggi.
2.
Upaya Mengantisipasi Masa Depan
a.
Perubahan Nilai dan Sikap.
Nilai
dan sikap memegang peranan penting dalam menentukan wawasan dan perilaku
manusia. Nilai merupakan norma, acuan yang seharusnya, dan kaidah yang akan
menjadi rujukan perilaku. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari berbagai
hal, seperti agama, hukum, adat istiadat,
moral, dan sebagainya, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Bagi
bangsa Indonesia dengan masyarakat yang majemuk terjadi variasi sistem nilai dan tata kelakuan (sebagai
wujud ideal dari kebudayaan nusantara).
Salah
satu pengaruh nilai akan tampak dalam sikap (attitude) seseorang. Kalau nilai
masih bersifat umum, maka sikap selalu terkait dengan objek tertentu dan
disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap
objek tersebut (dapat positif ataupun negatif). Sebagai kemampuan internal, kemungkinan
berbagai alternatif
untuk bertindak. Dalam sikap dapat dibedakan atas tiga aspek, yaitu: aspek
kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif.
Perubahan
nilai dan sikap dalam rangka mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan
sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara
aspek pelestarian dan aspek pembaruan. Nilai-nilai luhur yang mendasari
kepribadian dan kebudayaan Indonesia seyogianya akan tetap dilestarikan, agar
terhindar dari krisis identitas.
b.
Pengembangan Kebudayaan.
Salah
satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan adalah upaya yang berkaitan
dengan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal yang berkaitan
dengan sarana kehidupan manusia. Kebudayaan mencakup unsur-unsur mulai dari sistem religi, kemasyarakatan,
pengetahuan, bahasa, kesenian, mata
pencarian, sampai dengan sistem
teknologi dan peralatan (Koentjaraningrat,1974:12). Oleh karena itu, manusia
Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh budaya setempat (sesuai etnis yang ada
di nusantara) dan budaya Indonesia (yang berkembang dari puncak budaya–budaya nusantara
tersebut), tetapi juga menerima berbagai pengaruh “budaya dunia” (Refleksi,
1990: 3-4). Dalam menghadapi berbagai pengaruh tersebut setiap individu
diharapkan dapat menyelaraskannya dengan baik, agar dapat menyesuaikan diri
dengan dunia yang selalu
berubah tersebut
dengan berhasil. Saling pengaruh dalam pengembangan kebudayaan di dunia ini,
merupakan hal lumrah.
c.
Pengembangan Sarana Pendidikan
Pendidikan
merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi masa depan, karena
pendidikan selalu berorientasi pada penyiapan peserta didik untuk berperan di
masa yang akan datang. Oleh karena itu, pengembangan sarana pendidikan sebagai
salah satu persyaratan utama untuk menjemput masa depan
dengan segala kesempatan dan tantangannya.
Khusus
untuk menyongsong era globalisasi yang makin tidak terbendung, terdapat
beberapa hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan.
Santoso S. Hamijoyo (1990: 33) mengemukakan lima strategi dasar dalam era globalisasi tersebut yaitu:
1.
Pendidikan
untuk pengembangan IPTEK, dipilih
terutama dalam bidang-bidang yang vital, seperti manufakturing pertanian, sebagai modal
utama untuk menghadapi globalisasi.
2.
Pendidikan
untuk pengembangan keterampilan manajemen, termasuk bahasa-bahasa asing yang
relevan untuk hubungan perdagangan
dan
politik, sebagai instrumen operasional untuk berkiprah dalam globalisasi.
3.
Pendidikan
untuk pengelolaan kependudukan, lingkungan, keluarga berencana, dan kesehatan
sebagai penangkal terhadap menurunnya
kualitas hidup dan hancurnnya sistem
pendukung kehidupan manusia.
4.
Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai, termasuk filsafat,
agama,
dan ideologi
demi ketahanan sosial-budaya
termasuk persatuan dan kesatuan bangsa.
5.
Pendidikan
untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan kepelatihan, termasuk pengelola
sistem pendidikan formal dan non formal, demi penggalakan peningkatan pemerataan mutu, relevansi, dan efisiensi
sumber daya manusia secara keseluruhan.
Khusus
untuk pendidikan tinggi, terdapat kecenderungan berkembangnya pola pemecahan
masalah secara multidisiplin. Oleh karena itu, diperlukan suatu program
pendidikan yang kuat dalam dasar keahlian yang akan memperluas wawasan keilmuan
dan membuka peluang kerjasama
dengan bidang keahlian lainnya.
BAB III
KESIMPULAN
Pendidikan
selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan di masa yang akan datang.
Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat
masa depan. Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung dengan
cepat mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk
sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:
1.
Kecenderungan globalisasi yang makin kuat.
2.
Perkembangan iptek yang makin cepat.
3.
Perkembangan arus informasi yang makin padat dan cepat.
4.
Kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan profesional dalam berbagai segi
kehidupan manusia.
Keseluruhan hal itu telah mulai tampak pengaruhnya masa kini, serta
diperkirakan akan makin penting
peranannya di masa depan.
Masyarakat
masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan menerima
arus informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya, telah memerlukan warga yang mau dan
mampu menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan
situasi baru tersebut. Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang
sanggup menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang. Pengembangan
pendidikan dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan
secara menyeluruh dengan pendekatan sistematik-sistematik. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara Indonesia dalam abad 21 yang
akan datang untuk itu diperlukan:
1.
Tuntutan bagi manusia masa depan.
2.
Upaya mengantisipasi masa depan, utamanya yang berhubungan dengan perubahan
nilai dan sikap sebagai manusia modern, pengembangan kehidupan dan kebudayaan,
serta pengembangan sarana pendidikan.
Daftar Pustaka
Prof. Dr. Tirtarahardja U dan Drs. La Sulo S.
L., 2005, Pengantar Pendidikan, Jakarta; Rineka
Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar